Jadi orang alim dan saleh itu harus. Namun, bukan berarti menutup diri untuk tahu kehidupan malam yang berkonotasi kemaksiatan. Yang penting, kanniatnya.
Ketika “mroyek” penulisan buku tentang berbagai ‘permasalahan sosial’ beberapa waktu silam, salah satu obyek peliputan yang harus digali informasinya adalah tentang aktivitas prostitusi di beberapa kota, mulai dari prostitusi yang bersifat berthel prostitution (rumah bordil), clandestein prostitution (pelacuran terselubung), hingga street prostitution (prostitusi pinggir jalan).
Surabaya Undercover
Waktu di Surabaya, saya tertarik memantau lelaku kehidupan segelintir kupu-kupu malam di kota itu. Perjalanan dimulai di Tugu Gubernur Suryo. Katanya di tempat ini, bisa kenalan dengan perempuan-perempuan bispak. Tapi itu tiga tahun silam. Sekarang, konon sudah tak menjadi tempat mangkal para penjaja kenikmatan malam.
Ironi Pekerja Prostitusi
Batam Clandestein Prostitution
Pernah dengar tentara klandestein-nya Fretilin, di zaman pergolakan Timor Timur dulu? Kata “klandestein” (clandestein) ternyata juga dijumpai dalam pergulatan dunia prostitusi. Maknanya, terselubung. Tentara klandestein-nya Fretilin punya konotasi tentara terselubung (bawah tanah) dan berkeliaran di kota tanpa diketahui identitasnya. Sedangkan dalam konteks prostitusi, keterselubungan itu bermakna profesi sampingan atau profesi utama yang mendompleng profesi lain, misalnya pramuwisma (pelayan) di cafe, klub malam, atau pujasera seperti yang ada di Kota Batam.
Memang, tidak semua dari mereka itu punya profesi ganda sebagai pecun atau “neneng-neneng” (di kawasan Kep. Riau, PSK disebut sebagai “neneng-neneng” karena sebagian besar dari mereka datang dari Jawa Barat). Namun, sudah bukan rahasia umum, jika segelintir dari mereka bisa diajak indehoy di hotel-hotel yang ada di Kota Batam, juga Kota Tanjungpinang.
***
Perempuan Malam di Tepi Makam
Perempuan malam di pinggir makam
Berjalan lamban nakal menggoda
Berjalan lamban nakal menggoda
Disambut tawa renyah memecah langit
Semua noda coba dibersihkan
Namun masih saja terlihat kotor
Yang datang tak mampu ia tepiskan
Semua noda coba dibersihkan
Namun masih saja terlihat kotor
Yang datang tak mampu ia tepiskan
Hangatkan tubuh di cerah pagi
Pada matahari
Keringkan hati yang penuh tangis
Walau hanya sesaat
Pada matahari
Keringkan hati yang penuh tangis
Walau hanya sesaat
Segelas kopi sebatang rokok
Segurat catatan yang tersimpan
Perempuan malam menunggu malam
Untuk panjangnya malam
Segurat catatan yang tersimpan
Perempuan malam menunggu malam
Untuk panjangnya malam
Perempuan malam diikat tali
Di hidup di mimpi di hatinya
Aku hanya lihat dari jembatan
Tanpa mampu untuk melepaskan
Di hidup di mimpi di hatinya
Aku hanya lihat dari jembatan
Tanpa mampu untuk melepaskan
Perempuan malam nyalakan api
Perempuan malam di tepi malam
Perempuan malam di tepi malam
***
Panggil Aku Miss Waria
“Harus pake miss ya…,” pinta seorang sahabat waria yang ditemui di sebuah kompleks rehabilitasi di Jakarta.
Masih ingat sinetron tentang pertobatan waria yang dibintangi oleh ivan gunawan? Itu lho, yang akhirnya balik jadi laki tulen.
Ternyata, semangat yang diusung oleh sinetron lepas (FTV) itu juga dimiliki oleh sebagian besar waria. Yah….mereka juga manusia, kan. Yang ingin hidup seperti apa adanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar